Leonel Messi


Perjalanan karir Lionel Messi cukup menarik untuk dicermati. Berawal dari seorang bocah dengan kelainan genetis di Rosario, Argentina, kini ia sudah menjadi bintang sepakbola ternama yang mampu menaklukkan seluruh dunia.

             Guillem Balague, seorang penulis asal Spanyol, tertarik untuk menuangkan kisah insipiratif perjalanan Messi dalam sebuah buku biografi. Catatan yang berisi kumpulan momen penting di dalam karir La Pulga ini rencananya akan segera beredar di Inggris dalam waktu dekat.

             Sebelum menulis buku tentang Messi, Balague juga sudah menulis beberapa buku sepakbola laris lainnya, terkait pelatih Josep Guardioladan Liverpool.
Tanpa banyak panjang lebar lagi, mari kita mulai menyimak perjalanan karir Messi. 
1.       Meski dikaruniai kemampuan olah bola yang amat hebat, Messi memiliki satu kondisi medis khusus. Di dalam tubuhnya tidak terdapat cukup banyak hormon yang membuatnya bisa tumbuh normal seperti anak seusianya.

Messi kemudian menyebut: "Ketika saya berusia 11 tahun, mereka menemukan bahwa saya memiliki kekurangan hormon pertumbuhan dan saya harus memulai perawatan untuk membuat tubuh saya bisa tetap tumbuh secara normal. Setiap malam, saya mendapatkan suntikan di kaki saya, malam demi malam, setiap hari dalam seminggu, dan hal ini berlangsung terus selama tiga tahun."

"Saya amat kecil, mereka menyebut saya sepeti itu ketika saya berada di atas lapangan atau ketika saya berada di sekolah, saya selalu menjadi yang terkecil di antara semua. Saya selalu seperti itu hingga saya menyelesaikan perawatan dan mulai tumbuh secara normal."

2.       Perawatan yang diterima oleh Messi memang efektif, namun juga memakan biaya yang mahal, sekitar 1500 dollar per bulan. Tentu saja biaya itu jauh melebihi kemampuan yang dimiliki oleh keluarga Messi. Bantuan dari beberapa pihak membuat Messi kecil mampu terus meneruskan perawatannya, namun hanya untuk jangka waktu dua tahun.

Ayah Messi, Jorge, tidak punya pilihan lain selain meminta bantuan dari klub profesional yang menginginkan jasa Leo. Klub itu tak lain adalah Newell's Old Boys, yang memang berpusat di daerah tempat tinggal Messi.

"Mereka berkata, 'kami akan membayar biaya perawatannya, jangan khawatir'," ujar Jorge. "Namun saya hampir-hampir seperti mengemis, mereka memberikan saya 300 peso dan hanya itu. Jika mereka memang membayar, maka tentu saja (dia) akan tetap tinggal di Newell's."

3.       Mantan rekan setim Messi, Gerardo Grighini memiliki komentarnya sendiri mengenai perawatan yang dijalani oleh Messi dan bagaimana hal itu membuatnya menjadi dirinya yang sekarang.

"Ia akan menerima semua suntikan itu seolah itu adalah hal yang biasa. Apa yang membuatnya berada di level permainan yang seperti saat ini adalah talenta serta keyakinan yang ia miliki. Leo tahu bahwa ia harus melakukannya untuk menjadi pemain profesional."

"Minggu demi minggu, setiap hari. Sebelum pergi tidur. Tujuh hari di satu kaki, tujuh hari lain di kaki sebelahnya. Dan dia lama-kelamaan mulai terbiasa dengan semua itu. Hal itu terlihat alamiah untuknya."

Grighini kemudian menambahkan: "Saya tidak berpikir semua orang yang berusia 10 atau 11 tahun memiliki mental untuk mengatakan 'Saya akan melakukan ini karena itu akan membantu saya di masa depan....namun ia tahu bahwa itu akan membantu dirinya untuk menggapai mimpi"


4.       Secara postur Messi sudah barang tentu tidak memiliki modal yang bagus untuk menjadi seorang pesepakbola hebat. Tubuhnya cukup kecil untuk seorang atlet dan tak sedikit orang yang menganggapnya tak mampu mengatasi hadangan fisik dari pemain lain di atas lapangan.

Namun sebaliknya, Messi justru menganggap itu sebagai suatu kelebihan.

"Saya pikir menjadi lebih kecil dari yang lain membuat saya lebih cepat dan lincah dan itu membantu saya ketika bermain sepakbola."

Adrian Coria, eks pelatih Messi di Newell's, yang kini menjadi bagian dari staff teknis Barcelona, juga setuju dengan anggapan Messi itu. "Mungkin kami tidak sadar akan hal tersebut pada awalnya, namun dalam sudut pandang tertentu menjadi kecil adalah suatu keuntungan tersendiri, anda bisa mengontrol bola dengan lebih baik, anda lebih cepat dan lincah dibandingkan dengan yang lainnya."

5.       Tak sedikit orang yang menuduh bahwa hormon pertumbuhan yang diterima oleh Messi semasa kecil mengandung zat yang membuat fisiknya menjadi lebih kuat dari orang lain yang tumbuh secara normal.

Dokter yang menangani Messi, Diego Schwarsztein, mecoba menjelaskan hal ini.

"Apakah itu doping? Hormon pertumbuhan sudah sering digunakan sebagai suplemen untuk orang dewasa yang bahkan tak membutuhkannya, dengan tujuan untuk meningkatkan performa di bidang olahraga."

"Namun anda harus membedakan antara perawatan hormon pertumbuhan dengan orang dewasa yang tak membutuhkannya, yang melakukannya dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan fisik - dan seringkali menggunakannya dalam dosis tinggi, yang kemungkinan besar bisa mengakibatkan efek amat negatif - dengan perawatan yang dbutuhkan oleh seorang anak yang mengalami kekurangan secara fisik."

6.       Banyak orang mungkin heran mengapa Newell's rela menghabiskan banyak uang, waktu dan usaha untuk seorang bocah 10 tahun, yang bahkan belum pasti akan menjadi pemain hebat saat itu.

Pelatih Messi di Newell's, Gabriel Digeralami, memiliki jawabannya.

"Secara teknis ia memiliki bakat yang tidak pernah saya lihat ada di anak lain. Dalam saut kesempatan saya mencoba memainkannya sebagai seorang sweeper dan yang mengejutkan saya adalah bahwa ia bermain layaknya itu adalah laga terakhir di dalam hidupnya."

"Di sisi lapangan Newell's, direktur seringkali memintanya untuk melakukan trik keepy-uppy (mengangkat bola dengan kaki untuk kemudian menahannya di kepala selama beberapa saat) sebelum laga, atau di pertengahan permainan. Ketika kami pergi ke Mar del Plata, atau di sekitar sana, sebelum laga ia akan melakukan trik itu dan mereka akan memberinya uang."

"15 menit berlalu dan ia masih tidak kehilangan kontrol atas bola. Jadi orang-orang akan mulai berdatangan dan melemparkan koin ke arahnya. Di Peru, saya pikir ia mendapatkan tak kurang dari 1.200 keping. Kala itu ia masih berusia 9 tahun."

Digeralami melanjutkan. "Kala itu ia mampu melakukan lima flick-overs(mengontrol bola dengan kaki bagian belakang) terhadap satu pemain. Pemain itu kemudian merebahkan dirinya ke tanah dan meraih kaki Leo (sambil tertawa). Selain itu, ia hanya setinggi 1,40 meter , sedangkan pemain yang lain sekitar 1,70 meter. Itulah bagaimana ia menikmati permainannya. Ia tidak melakukannya untuk pamer...tidak, tidak, tidak. Tidak pernah ada ada kesombongan sama sekali, sama sekali."

7.       Salah seorang mantan pelatih di Newell's, Quique Dominguez, menyebut: "Ada seorang pesepakbola, yang jatuh karena minuman, pesta, ego berlebihan, dan banyak pemberontakan ... Leo sama sekali bukan orang yang seperti itu." Dominguez lalu menambahkan: "Untuk Leo sepertinya bola sudah menjadi bagian dari tubuhnya."

8.       Messi sudah memiliki kemampuan untuk meningkatkan prestasi tim yang ia bela semenjak masih muda.

"Pada partai final di satu turnamen, saya ingat bahwa jika kami menjadi juara, kami akan memenangkan sepeda, dan kami memulai laga tanpa Leo, kala itu ia masih belum tiba," kenang rekan setim Leo, Juan Juan Leguizamon.

"Kami menyelesaikan babak pertama dengan ketinggalan 1-0. Kemudian ia datang. Rupanya ia dikunci di kamar mandi di rumahnya dan harus memecahkan kaca di pintu untuk bisa keluar. Kami akhirnya menang dengan bantuan tiga gol dari Leo."

9.       Kesulitan finansial yang diakibatkan oleh penyakit yang diderita Messi masih belum menemukan solusi. Hingga akhirnya keluarga memutuskan bahwa satu-satunya jalan yang terbaik adalah untuk melakukan perjalanan lebih dari 10.000 kilometer jauhnya menuju Barcelona, yang menjanjikan mereka untuk membayar semua biaya perawatan.

Ini sejatinya adalah langkah besar sebelum Messi akhirnya menjadi bintang dunia, namun itu harus dibayar dengan harga yang mahal - kesatuan keluarganya.

Enam bulan setelah memutuskan pindah ke Barcelona, semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencana. Leo, yang kala itu masih berusia 13 tahun, harus membuat keputusan yang tak hanya akan mempengaruhi dirinya, namun juga seluruh keluarganya, untuk selamanya.

Dua cedera parah membuatnya tidak bisa memainkan satu laga pun. Keadaan semakin buruk karena keluarganya sama sekali tidak senang dengan keadaan itu. Ini wajar karena mereka mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru, termasuk adik perempuannya yang berusia 6 tahun.

Kala itu seluruh anggota keluarga berkumpul untuk membahas masalahnya, dengan satu pertanyaan yang hanya akan bisa dijawab oleh Leo

"Bagaimana jadinya? Apakah kita tinggal atau pulang?"

10.   Jawaban Messi akan menentukan nasib keluarganya, masa depannya dan di atas semua itu, kebahagiaannya.

Jorge Messi rupanya masih ingat hari penting itu. "Saya bertanya pada Leo tentang apa yang ingin ia lakukan, karena semua keputusan ada di tangannya, jika ia ingin kembali ke Argentina, maka kami semua akan kembali."

Leo kemudian melihat saya dan menjawab: 'Tidak, saya ingin tinggal, saya ingin bermain sepakbola di Barcelona dan saya ingin bermain di tim utama Barcelona'. Itu adalah keputusannya sendiri, tidak ada yang memaksanya. Karena itulah saya memutuskan untuk tinggal bersamanya."

Celia Messi akhirnya kembali ke Rosario bersama saudara messi yang lain. Ia masih tinggal di Argentina, sedangkan Jorge lebih banyak berdomisili di Spanyol. Jorge Messi kemudian mengaku bahwa jika ia dapat memutar waktu kembali, ia tak akan membiarkan keluarganya terpisah seperti itu.

11.   Tak hanya masalah fisik, kontrak juga menjadi penghalang bagi Messi di masa awal ia bergabung bersama Barcelona.

Perwakilan Leo awalnya memberitahukan pada Jorge bahwa ia akan mendapatkan 100 juta peseta per tahun dan Jorge akan dicarikan pekerjaaan. Janji pertama tidak pernah dipenuhi dan yang kedua membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum akhirnya terwujud. Masalah inilah yang kemudian membuat Jorge mulai saat itu tak hanya menjadi ayah bagi Messi, namun juga manajernya.

Nasib baik kemudian mulai terjadi pada Messi. Pada tangal 5 Desember, sembilan bulan setelah ia menandatangani kontraknya yang pertama, akhirnya diputuskan bahwa ia akan menerima gaji yang setara dengan seorang pemain Barcelona B dan Jorge mendapatkan pinjaman untuk merenovasi flat mereka di Barcelona.


12.   Banyak hal aneh dan unik yang terjadi dalam karir seorang pesepakbola, namun Messi adalah salah satu yang mampu bertahan. Kenyataannya, kebanyakan dari mereka yang memutuskan untuk menjadi pemain profesional di usia 12 tahun akan gugur satu persatu sebelum mampu berkembang.

Mengejar impian di sepakbola membuat Messi dan keluarganya dipaksa untuk membuat pengorbanan yang hampir menghancurkan mereka, namun determinasi dan kemampuannya membuat ia bisa mewujudkan ambisinya itu dan mendapatkan hormat layaknya dewa, seperti yang saat ini ia nikmati, dari jutaan orang di seluruh dunia.

Share:

0 komentar